arrow_upward

Engkoe Nawawi Suetan Ma'Muer Anak Bukittinggi Perintis Ejaan Lama Bahasa Indonesia

Monday, 23 December 2019 : December 23, 2019


Pernah melihat maupun mendengar ejaan lama bahasa Indonesia seperti, Keboedajaan dan Masjarakat? Tentu anda sering melihat pada buku atau koran lama.  Nah, ejaan lama atau disebut dengan ejaan van Ophuijsen tidak bisa lepas dari berjalanan bahasa Indonesia yang sehari-hari digunakan dan dirintis oleh anak Bukittinggi bernama Engkoe Nawawi Sutan Makmur.



Pembekuaan ejaan bahasa Indonesia berlangsung pada 1901 bersama sahabat Engkoe Nawawi yaitu Prof. Charles Van Ophijsen, orang Belanda yang gemar mempelajari bahasa Hindia.  


Engku Nawawi lahir di Padang Panjang pada 1859 dan meninggal di Bukittinggi pada 11 November 1928 pada usia 62 tahun. Engkoe Nawawi merupakan seorang guru dan tokoh pendidikan di Minangkabau yang mengajar di Kweekschool Bukittinggi.



Engkoe Nawawi menikah dengan Chatima dan melahirkan seorang putri cantik bernama Syarifa Nawawi.  Syarifa Nawawi cinta sejati Tan Malaka  dari kecil. Sayangnya Syarifa Nawawi menikah dengan bangsawan Sunda,Wiranatakoesoema V.

Kendati demikian Tan Malaka tetap mempertahankan cinta sucinya hingga meninggal dunia. 

Engkoe Nawawi memang tidak bisa dilepaskan dengan sejarah bahasa Indonesia yang dimulai dari Bahasa Melayu. 

Jika berkunjung ke Kota Bukittinggi anda bisa melihat rumah Engkoe Nawawi di jalan Nawawi Bukittinggi tepatnya di depan Hotel Dymens atau belakang SPBU Bukittinggi menuju RS Madina. 

Rumah Engkoe Nawawi telah ditetapkan menjadi cagar budaya yang dijaga dengan baik oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi. 

Meski terlihat sepi, rumah Engkoe Nawawi sangat terawat dan memiliki taman nan asri. 

Sayangnya rumah Engkue Nawawi sebagai tokoh nasional tidak dipromosikan, sehingga masyarakat tidak mengetahui keradaan rumah tersebut. 

Dirumah ini, Syarifa Nawawi kekasih dari Tan Malaka dibesarkan sehingga menjadi aktivis perempuan pada saat itu.