Breaking News

Agrowisata Salak Pondoh Panorama Baru Bukittinggi


Langsung cerita saja ya, setiap Sabtu biasa aku liputan wisata untuk ditayangkan pada hari Minggu di TVRI Sumatera Barat. Nah, kebetulan teman aku, Hatta Rizal, wartawan klikpositif.com, menawarkan ide liputan menarik, yaitu ke perkebunan salak di Panorama Baru, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi.

Pada hari itu, aku sedang di sekretariat PWI Bukittinggi. Sebelum kelokasi aku telepon pemilik kebun salak tersebut. Setelah di konfirmasi kunjungan kesana, kamipun langsung tancap gas. 

Sekilas Sejarah Salak Pondoh Indosiar

Tiba dilokasi, kami disambut oleh pemilik kebun salak bernama Abdul Halim. Kamipun langsung dibawa ke lokasi perkebunannya. Salak Pondoh, adalah komoditi pertanian yang baru di Panorama Baru Bukittinggi. Sebelumnya masyarakat setempat bertani jeruk manis, namun hasilnya tidak terlalu baik dan banyak hama, maka saran dari Pemerintah Kota Bukittinggi pada saat itu, sekitar tahun 2005, untuk mencoba bertanam Salak Pondoh. 

Pemerintah kota pada saat itu, dipimpin oleh Bapak Jufri. Kemudian didatangkanlah Salak Pondoh dari tanah Jawa. Kemudian mulai dikembangkan di Bukittinggi, yang digeluti beberapa kelompok tani. 


Setelah tiga tahun, Salak Pondoh di Panorama Baru tersebut sudah mulai berbuah, dan hasilnya sangat enak dan manis. Begitulah sekilas sejarah singkat tentang Salak Pondoh di Panorama Baru, Bukittinggi, kata Abdul Halim kepada kami.

Bagi aku, salah satu yang menarik dari perkebunan Salak Pondok milik keluarga Abdul Halim ini, dibuka untuk umum untuk mendapatkan informasi tentang perawatan Salak Pondoh. Bahkan, pengunjung yang datang ke agrowisata tersebut, sangat dilayani dengan baik dan diizinkan mencicipi rasa enaknya Salak Pondoh tersebut. 

Perkebunan salak pondoh milik keluarga Abdul Halim tersebut bersanama Salak Pondoh Indosiar. Indosiar ini, diambil dari penggalan nama kedua orangtua Abdul Halim. 

Sejak panen pada 2008 lalu, Abdul Halim sangat bergantung perekonomian pada Salak Pondoh yang hasilnya sangat berkualitas. Bahkan, perkebunan Salak Pondoh Indosiar ini, sangat ramai kunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah. Sementara yang rutin datang kelokasi tersebut yaitu pelajar, mulai dari siswa TK sampai mahasiswa. 

Kita juga bisa membeli secara langsung Salak Pondoh Indosiar tersebut, sementara harganya dijual mulai dari Rp. 20.000, perkilonya. Lumayan murah, dan sangat sebanding dengan rasanya. 

Selain melihat perkebunan salak, kita juga melihat komoditi pertanian lainnya, seperti jagung, buah naga serta jambu air jumbo.


Lebih menarik lagi, jalan menuju perkebunan tersebut ditata dengan baik, kiri kanan kita bisa melihat taman bunga dengan berbagai jenis. Bagiku, sangat layak sekali menjadi tujuan wisata, jika pembaca maota.my.id, jalan-jalan ke Panorama Baru, Bukitinggi. Selain itu, pemerintah Kota Bukittinggi sangat mendukung hal tersebut, dimana kota Bukittinggi adalah kota wisata. 

Perkebunan Salak Pondok Indosiar ini selalu dibuka, mulai dari hari Senin-Minggu. Salak Pondoh disanapun selalu setia menati dengan rasa yang super manis. Sangat berbeda sekali dengan rasa salak yang dijual di pasar. 

Beruntung bangat, selain mendapat berita serta seputar informasi penanam dan perawatan salak, aku juga mendapat oleh-oleh dari keluarga Bapak Abdul Halim, berupa satu tandan salak pondoh. Cukup bangat, dibagi kepada teman-teman pada saat itu di sekretariat PWI Bukittinggi. 

Pokoknya keren deh, anda bisa menggali informasi tantang Salak Pondoh. Orangnya-orang disana sangat ramah sekali. 

Selengkapnya anda juga bisa melihat pada link berikut ini: https://youtu.be/KAuzleyWGwI

18 comments:

  1. Halo Bukitinggi, kebun salaknya asik sekali. Pasti manis-manis, semoga nanti bisa kesana

    ReplyDelete
  2. Ternyata salak pondoh ngga hanya ditanam di seputar DIYogyakarta ya?
    Jadi penasaran rasanya, manisan yang mana 😀😀😀

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku jadi gak sabaran menunggu ka maria jalan2 ke Bukittinggi

      Delete
  3. Aku dari Jogja dan biasa makan salak dari daerah Sleman. Dibuat macam-macam olahan pula. Jadi kepikiran kira-kira sama gak ya rasanya dengan yang di Bukittinggi ini secara tanah dan ketinggiannya beda pasti ada efek efeknya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin beda tipis kak. Tapi salak pondoh di Bukittinggi di adobsi dri jawa juga kak

      Delete
  4. Wah, jalan jalan ke kebun salak.
    Pasti seru ya, disini belum ada wisata seperti itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bagusnya dikembangkan juga ya. Atau main2 ke Bukittinggi dlu.

      Delete
  5. Perjalanan yang membahagiakan mbaa. Aku pengen tahu rasanya main ke kebun salak. Aku juga suka salak pondoh. Tapi paling suka salak gula pasir dari Bali di kebun sodaraku. Moga moga bisa main ke sini

    ReplyDelete
  6. MashaAllah~
    Keren sekali. Itu salak pondoh meuni gemuk-gemuk sehat.
    Dan dijamin manis yaa...

    Untuk menanam salak, tidak boleh ada tanaman lain di sekitarnya kah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lebih baik tdak disisipi tanaman lain kak. Karena akan kurng dpat cahaya matahati

      Delete
  7. Wau asik juga nih kalo ke bukit tar singgah ah

    ReplyDelete
  8. Ternyata salak pondoh ada di Bukittinggi ya, Kak. Kirain hanya ada Jogja. hehehe..

    ReplyDelete
  9. Bagus ini konsep eco wisata yang mengangkat potensi buah sebagai nilai jualnya. Klo di Bandung ada petik stroberi sendiri, di Bukittinggi ada petik salak.

    ReplyDelete